Minggu, 13 Mei 2012

MENCINTAI SEORANG FEMINIS


Supaya lebih jelas dengan arti feminis, akan saya berikan beberapa penjelasan yang semoga cukup lugas.
Pertama, gerakan feminisme Marxis (sosialis). Doktrinnya, setiap perempuan, baik dari kalangan proletar maupun borjuis, harus memahami bahwa penindasan terhadap kaum perempuan bukan semata-mata karena perbuatan sengaja individu-individu, tetapi lebih merupakan produk struktur politik, sosial, dan ekonomi yang disebabkan oleh Kapitalisme.
Kedua, feminisme liberal. Paham ini berjuang untuk menghapuskan berbagai perbedaan seksual sebagai langkah awal menuju kesetaraan sejati. Gerakan ini meyakini, untuk mewujudkan kedudukan yang setara antara kaum laki-laki dan perempuan maka segala bentuk stereotip trentang peran sosial bagi laki-laki dan perempuan harus dihapuskan.
Ketiga, feminisme radikal. The New York Feminist Manifesto tahun 1971 menyatakan:
Feminisme radikal memandang bahwa penindasan terhadap kaum perempuan merupakan suatu bentuk penindasan politik yang mendasar; kaum perempuan dianggap sebagai suatu kelompok yang berkedudukan lebih rendah semata-mata karena jenis kelaminnya. Tujuan feminisme radikal adalah melakukan pengorganisasian secara politik untuk meruntuhkan sistem yang mengelompokkan warga masyarakat berdasarkan jenis kelamin ini.
Feminis dalam artian sederhana adalah penganut emansipasi progresif, menuntut kesetaraan antara pria dan wanita pada tatanan kehidupan yang seluas luasnya. bisa dikatakan memiliki harga diri yang sama bahkan lebih tinggi ketimbang pria. menginginkan jabatan tertinggi di perusahaan sekaligus menyingkirkan dominasi para pria. hingga yang paling radikal : ikut dalam politik praktis, pemerintahan dan lembaga swadaya masyarakat.
Feminis di Indonesia belum mencapai tatanan yang seperti di negara negara maju, karena selain budaya ketimuran yang cukup kuat, kepercayaan muslim yang cukup dominan dan sistem patriaki yang sudah mengakar cukup dalam. sehingga menyebabkan kaum wanita cenderung masih dalam lingkaran kekuasaan laki laki. terutama di daerah sub urban seperti pinggiran kota dan pedesaan.
Namun pada lingkar dalam kota, sudah menunjukkan eksistensinya. ada 3 hal yang saya garis bawahi sudah merupakan agenda utama para wanita feminis:
1.      Kesempatan seluas luasnya dalam mencari nafkah meski sudah berkeluarga sekalipun.
2.      Menuntut pemerintah untuk mencegah pelecehan yang dilakukan oleh gender lain sekaligus menghukum seberat beratnya pelaku pelecehan dalam bentuk apapun itu.
3.      Pada tahapan selanjutnya mungkin mereka menganggap bahwa pria hanya dibutuhkan sebagai batang tumbuh saat bercinta dan membuat anak.
Dalam beberapa hal, kaum feminis akan berbenturan secara frontal dengan kaum muslim garis keras yang dimana kebudayaan partialineal dan agamis mengecam feminis sebagai sebuah dosa. Juga bagi masyarakat tradisional yang menganggap wanita sudah memiliki kodratnya sejak lahir dan melanggar itu adalah sebagai sebuah goncangan pada “ekosistem” yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Pada tatanan masyarakat modern, kaum feminis akan berbenturan dengan para pria yang menganggap bahwa wanita bekerja yang mandiri adalah ancaman bagi eksistensi mereka sebagai pencari nafkah keluarga. bahkan pada kaum feminis yang menikah dan secara kebetulan memiliki penghasilan lebih besar dan akhirnya lebih dominan dalam keluarga, terutama mereka yang juga memiliki pengaruh besar di dalam organisasi dan masyarakat.
Namun bagi saya. kaum feminis layak diberikan kredit tersendiri mengingat mereka pun adalah manusia yang memiliki hak yang setara dengan manusia lainnya, Di satu sisi lainnya mereka adalah wanita yang mandiri dan mau berjuang untuk diri mereka dan kaumnya. Mereka juga adalah sosok ibu yang juga bertanggung jawab kepada anaknya dan keluarganya.
Tantangan kaum feminis dalam berkeluarga kelak adalah bukan dalam membagi waktu, tapi menyediakan waktu yang cukup untuk anak dan suami mereka.
Di sisi yang lain, mereka juga harus bisa memaklumi harga diri pria yang juga adalah nahkoda di dalam rumah tangga, yang juga memiliki keinginan untuk menfakahi lahir batin keluarganya. Juga saat bagaimana seorang wanita feminis dihadapkan pada suasana pertemuan keluarga. Dia akan menjadi dominan atau tidak dalam sebuah percakapan, seperti catherine Zeta Zones dalam film The mask of Zorro. yang kemudian dianggap aneh karena berbicara tentang politik di depan para Don. Syukurlah sekarang wanita yang mengerti politik dianggap sebagai berpendidikan dan cerdas.
Tapi hal yang paling penting bagi kaum feminis yang akan mencari pasangan hidup. tidak banyak pria yang bisa mengerti mereka apa adanya, Tidak banyak yang berani memberikan porsi lebih dalam kehidupan parca menikah. Dan tidak banyak pria yang mau menekan harga dirinya untuk tidak menjadi sedemikian superior dalam keluarga. Kelak akan banyak pertengkaran dalam keluarga apabila ada dua singa di satu bukit.
Sehingga saya berpendapat bahwa pria yang bisa hidup bersama dengan wanita feminis adalah pria yang memiliki kedewasaan (bukan hanya dari usia, tapi dari pemikiran), kecerdasan yang bisa mengimbangi dahsyatnya pemikiran mereka. Dan pengertian yang luar biasa dari seorang pria yang demokratis. Terutama, pria yang beranggapan bahwa istri mereka akan diposisikan sebagai seorang istri yang sesungguhnya. bukan multitasking baby sitter dan pembantu.
Karena wanita feminis juga manusia. yang patut diberikan kredit lebih karena mereka jauh lebih mandiri dan berani ketimbang para pria.
Dan aku mencintai seorang feminis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar