Supaya lebih jelas
dengan arti feminis, akan saya berikan beberapa penjelasan yang semoga cukup
lugas.
Pertama, gerakan feminisme Marxis (sosialis). Doktrinnya,
setiap perempuan, baik dari kalangan proletar maupun borjuis, harus memahami
bahwa penindasan terhadap kaum perempuan bukan semata-mata karena perbuatan
sengaja individu-individu, tetapi lebih merupakan produk struktur politik,
sosial, dan ekonomi yang disebabkan oleh Kapitalisme.
Kedua, feminisme liberal. Paham ini berjuang untuk
menghapuskan berbagai perbedaan seksual sebagai langkah awal menuju kesetaraan
sejati. Gerakan ini meyakini, untuk mewujudkan kedudukan yang setara antara
kaum laki-laki dan perempuan maka segala bentuk stereotip trentang peran sosial
bagi laki-laki dan perempuan harus dihapuskan.
Ketiga, feminisme radikal. The New York Feminist Manifesto
tahun 1971 menyatakan:
Feminisme radikal memandang bahwa penindasan terhadap kaum perempuan merupakan suatu bentuk penindasan politik yang mendasar; kaum perempuan dianggap sebagai suatu kelompok yang berkedudukan lebih rendah semata-mata karena jenis kelaminnya. Tujuan feminisme radikal adalah melakukan pengorganisasian secara politik untuk meruntuhkan sistem yang mengelompokkan warga masyarakat berdasarkan jenis kelamin ini.
Feminisme radikal memandang bahwa penindasan terhadap kaum perempuan merupakan suatu bentuk penindasan politik yang mendasar; kaum perempuan dianggap sebagai suatu kelompok yang berkedudukan lebih rendah semata-mata karena jenis kelaminnya. Tujuan feminisme radikal adalah melakukan pengorganisasian secara politik untuk meruntuhkan sistem yang mengelompokkan warga masyarakat berdasarkan jenis kelamin ini.
Feminis dalam artian sederhana adalah penganut emansipasi
progresif, menuntut kesetaraan antara pria dan wanita pada tatanan kehidupan
yang seluas luasnya. bisa dikatakan memiliki harga diri yang sama bahkan lebih
tinggi ketimbang pria. menginginkan jabatan tertinggi di perusahaan sekaligus
menyingkirkan dominasi para pria. hingga yang paling radikal : ikut dalam
politik praktis, pemerintahan dan lembaga swadaya masyarakat.
Feminis di Indonesia belum mencapai tatanan yang seperti di
negara negara maju, karena selain budaya ketimuran yang cukup kuat, kepercayaan
muslim yang cukup dominan dan sistem patriaki yang sudah mengakar cukup dalam.
sehingga menyebabkan kaum wanita cenderung masih dalam lingkaran kekuasaan laki
laki. terutama di daerah sub urban seperti pinggiran kota dan pedesaan.
Namun pada lingkar dalam kota, sudah menunjukkan
eksistensinya. ada 3 hal yang saya garis bawahi sudah merupakan agenda utama
para wanita feminis:
1. Kesempatan seluas luasnya dalam mencari nafkah meski sudah
berkeluarga sekalipun.
2. Menuntut pemerintah untuk mencegah pelecehan yang dilakukan oleh
gender lain sekaligus menghukum seberat beratnya pelaku pelecehan dalam bentuk
apapun itu.
3. Pada tahapan selanjutnya mungkin mereka menganggap bahwa pria
hanya dibutuhkan sebagai batang tumbuh saat bercinta dan membuat anak.
Dalam beberapa hal, kaum feminis akan berbenturan secara
frontal dengan kaum muslim garis keras yang dimana kebudayaan partialineal dan
agamis mengecam feminis sebagai sebuah dosa. Juga bagi masyarakat tradisional
yang menganggap wanita sudah memiliki kodratnya sejak lahir dan melanggar itu
adalah sebagai sebuah goncangan pada “ekosistem” yang sudah ada sejak ratusan
tahun lalu.
Pada tatanan masyarakat modern, kaum feminis akan berbenturan
dengan para pria yang menganggap bahwa wanita bekerja yang mandiri adalah
ancaman bagi eksistensi mereka sebagai pencari nafkah keluarga. bahkan pada
kaum feminis yang menikah dan secara kebetulan memiliki penghasilan lebih besar
dan akhirnya lebih dominan dalam keluarga, terutama mereka yang juga memiliki
pengaruh besar di dalam organisasi dan masyarakat.
Namun bagi saya. kaum feminis layak diberikan kredit
tersendiri mengingat mereka pun adalah manusia yang memiliki hak yang setara
dengan manusia lainnya, Di satu sisi lainnya mereka adalah wanita yang mandiri
dan mau berjuang untuk diri mereka dan kaumnya. Mereka juga adalah sosok ibu
yang juga bertanggung jawab kepada anaknya dan keluarganya.
Tantangan kaum feminis dalam berkeluarga kelak adalah bukan
dalam membagi waktu, tapi menyediakan waktu yang cukup untuk anak dan suami
mereka.
Di sisi yang lain, mereka juga harus bisa memaklumi harga diri pria yang juga adalah nahkoda di dalam rumah tangga, yang juga memiliki keinginan untuk menfakahi lahir batin keluarganya. Juga saat bagaimana seorang wanita feminis dihadapkan pada suasana pertemuan keluarga. Dia akan menjadi dominan atau tidak dalam sebuah percakapan, seperti catherine Zeta Zones dalam film The mask of Zorro. yang kemudian dianggap aneh karena berbicara tentang politik di depan para Don. Syukurlah sekarang wanita yang mengerti politik dianggap sebagai berpendidikan dan cerdas.
Di sisi yang lain, mereka juga harus bisa memaklumi harga diri pria yang juga adalah nahkoda di dalam rumah tangga, yang juga memiliki keinginan untuk menfakahi lahir batin keluarganya. Juga saat bagaimana seorang wanita feminis dihadapkan pada suasana pertemuan keluarga. Dia akan menjadi dominan atau tidak dalam sebuah percakapan, seperti catherine Zeta Zones dalam film The mask of Zorro. yang kemudian dianggap aneh karena berbicara tentang politik di depan para Don. Syukurlah sekarang wanita yang mengerti politik dianggap sebagai berpendidikan dan cerdas.
Tapi hal yang paling penting bagi kaum feminis yang akan
mencari pasangan hidup. tidak banyak pria yang bisa mengerti mereka apa adanya,
Tidak banyak yang berani memberikan porsi lebih dalam kehidupan parca menikah.
Dan tidak banyak pria yang mau menekan harga dirinya untuk tidak menjadi
sedemikian superior dalam keluarga. Kelak akan banyak pertengkaran dalam
keluarga apabila ada dua singa di satu bukit.
Sehingga saya berpendapat bahwa pria yang bisa hidup bersama
dengan wanita feminis adalah pria yang memiliki kedewasaan (bukan hanya dari
usia, tapi dari pemikiran), kecerdasan yang bisa mengimbangi dahsyatnya
pemikiran mereka. Dan pengertian yang luar biasa dari seorang pria yang
demokratis. Terutama, pria yang beranggapan bahwa istri mereka akan diposisikan
sebagai seorang istri yang sesungguhnya. bukan multitasking baby sitter dan
pembantu.
Karena
wanita feminis juga manusia. yang patut diberikan kredit lebih karena mereka
jauh lebih mandiri dan berani ketimbang para pria.
Dan aku mencintai seorang feminis
Dan aku mencintai seorang feminis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar