PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Filsafat
merupakan suatu disiplin ilmu dan bahkan merupakan induk dari semua
pengetahuan. Berbagai aliran filsafat muncul sejak Yunani, abad pertengahan,
filsafat timur, filsafat barat, hingga modern dan bahkan saat ini. Banyaknya
aliran filsafat menunjukkan bahwa belum ada konsep yang mencakup secara
keseluruhan dari berbagai aliran filsafat, ini karena sangat luasnya kajian dan
beragamnya pendekatan dan banyaknya metode dan perkembangan ilmu pengetahuan
yang semakin pesat.
Filsafat
modern merupakan salah satu periode dalam dunia filsafat yang muncul setelah
renaisance di Eropa dan cukup memberikan kontribusi pada dunia filsafat secara
umum. Aliran filsafat apa saja dan siapa tokoh-tokohnya serta bagaimana konsep
pemikirannya merupakan hal yang menarik bagi penulis untuk mengadakan
penelitian ini.
FILSAFAT MODERN
A. Idealisme
Pelopor
aliran filsafat iniantara lain : J.G Ficthe (1762-18-14), F.J.W Scheling
(1775-1854), G.W.F Hegel (1770-1831), Schopenhauer (1788-1860).
Hegel
mengatakan segala peristiwa di dunia ini hanya dapat dimengerti jika suatu
syarat dipenuhi, yaitu jika peristiwa-peristiwa itu sudah secara otomatis
mengandung penjelasan-penjelasannya. Ide yang berpikir itu sebenarnya adalah
gerak yang menimbulkan gerak lain. Artinya gerak yang menimbulkan tesis,
kemudian antitesis (gerak yang bertentangan), kemudian timbul sintesis yang
merupakan tesis baru yang nantinya menimbulkan antitesis baru dan seterusnya.
B. Positivisme
Positivisme
adalah segala gejala dan segala yang tampak seperti apa adanya, sebatas
pengalaman-pengalaman objektif. Jadi, setelah fakta diperolehnya, fakta-fakta
tersebut kita atur dapat memberikan semacam asumsi (proyeksi) ke masa depan.
Pemikiran filsafat ini adalah apa yang telah diketahui adalah yang faktual dan
yang positif, sehingga metafisika ditolaknya.
Filsafat positivisme ini
lahir pada abad ke-19. Tokoh-tokohnya antara lain: August Comte
(1798-1857),John S. Mill (1806-1873), Herbert Spencer (1820-1903).
C. Evolusionisme
Aliran
ini dipelopori oleh seorang zoologi yang mempunyai pengaruh sampai saat ini
yaitu, Charles Robert Darwin (1809-1882). Dalam pemikirannya, ia mengajukan
konsepnya tentang perkembangan segala sesuatu termasuk manusia yang diatur oleh
hokum-hukum mekanik, yaitu survival of the fittest dan struggle
Pada
hakikatnya antara binatang dan manusia dan benda apapun tidak ada bedanya.
Dimungkinkan terdapat perkembangan manusia pada masa yang akan datang lebih
sempurna.
Dalam pemikiran Darwin tidak
melahirkan filsafat, tetapi pada ahli pikir berikutnya seperti (Herbert
Spencer) berfilsafat pada evolusionisme sebagaimana konsepnya Darwin di atas.
D. Materialisme
Salah
satu tokoh materialisme (materialisme alam) adalah Ludwig Feueurbach
(1804-1872) sebagai pengikut hegel, ia mengemukakan pendapatnya bahwa baik
pengetahuan maupun tindakan berlaku adagium , artinya terimalah dunia yang ada
bila menolak agama/ metafisika. Satu-satunya asas kesusilaan adalah keinginan
untuk mendapatkan kebahagiaan. Dan untuk mencari kebahagiaan manusia harus
ingat sesamanya.
Sedangkan tokoh materialisme
lainnya (materialisme historis/ dialektis) adalah Karl Marx (1818-1883)
menurutnya hidup manusia ditentukan oleh keadaan ekonomi. Dari segala hasil
tindakannya: ilmu, seni, agama, kesusilaan, hukum, politik semuanya itu hanya endapan
dari keadaan itu, sedangkan keadaan itu sendiri ditentukan benar-benar dalam
sejarah.
E. Neo-kantianisme
Banyak
filosof Jerman yang tidak puas dengan Materialisme, Posivisme, dan Idealisme.
Mereka ingin kembali ke filsafat kritis, yang bebas dari spekulasi Idealisme
dan bebas dari dogmatis Positivisme dan Materialisme. Gerakan ini disebut
Neo-kantianisme. Tokohnya antara lain Wilhelm Windelband (1848-1915), Herman
Cohen (1842-1918), Paul Natrop (1854-1924), Heinrich Reickhart (1863-1939).
Herman
Cohen memberika titik tolak pemikirannya mengemukakan bahwa keyakinannya pada
otoritas akal manusia untuk mencipta. Mengapa demikian, karena sesuatu itu baru
dikatakan 'ada' apabila terlebih dahulu dipikirkan. Artinya, 'ada' dan
'dipikirkan' adalah ama sehingga apa yang dipikirkan akan melahirkan isi
pikiran. Tuhan, menurut pendapat Herman Cohen bukan sebagai person, tetapi
sebagai cita-cita dari seluruh perilaku manusia.
F. Pragmatisme
Pragmatisme
berasal dari kata pragma yang artinya guna. Pragma berasal dari kata Yunani.
Maka pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah
apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang
bermanfaat secara praktis. Dalam arti lain bahwa pragmatisme adalah aliran yang
menyatakan bahwa sesuatu itu benar jika berguna.
Tokoh
aliran ini antara lain William James (1842-1910) yang beranggapan bahwa masalah
kebenaran tentang asal/ tujuan dan hakikat bagi orang Amerika terlalu teroritis
. ia menginginkan hasil-hasil yang kongkret.
G. Filsafat Hidup
Aliran
filsafat ini lahir akibat dari reaksi dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang mengakibatkan industrialisasi semakin pesat. Hal ini mempengaruhi
pola pemikiran manusia. Peranan akal pikiran hanya digunakan untuk menganalisis
sampai manyusun sintesis baru. Bahkan alam semesta atau manusia dianggap
sebagai mesin, yang tersusun dari beberapa komponen, dan bekerja sesuai dengan
hukum-hukumnya.
Tokohnya
antara lain Henry Bergson (1859-1941) yang berpendapat bahwa alam semesta ini
merupakan suatu organisme yang krealif, tetapi perkembangannya tidak sesuai
dengan implikasi logis. Perkembangnnya meletu-letup dalam keadaan tidak sama
sehingga melahirkan akibat-akibat dengan spektrum yang baru. Hanya ada beberapa
yang berhasil dapat membentuk suatu organisme kreatif yang sesuai dengan hukum
alam. Salah satunya adalah manusia dengan intelektualnya dan mengapa manusia
dapat lolos dari seleksi alam. Dalam eksistensinya, manusia mempunyai daya
hidup (elan vital). Dengan adanya elan vital tersebut diharapkan manusia akan
mampu melahirkan segala tindakannya.
H. Fenomenologi
Fenomenologi
(fenomena=gejala) adalah aliran filsafat yang didasarkan pada pengamatan-pengamat
gejala baik yang dapat ditangkap oleh indra atau dapat dirasakan secara batin.
Tokoh
aliran filsafat Fenomenologi antara lain Edmund Husserl (1839-1939) yang
menyatakan bahwa objek atau benda harus diberi kesempatan untuk berbicara yaitu
dengan cara deskriptif fenomenologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuan
adalah untuk melihat hakikat-hakikat gejala secara intuitif. Sedangkan metode
deduktif artinya menghayalkan gejala-gejala dalam berbagai macam yang berbeda.
Sehingga akan terlihat batas invariable dalam situasi yang berbeda-beda.
Sehingga akan muncul unsur yang tidak berubah-ubah yaitu hakikat.
I. Eksistensialisme
Kata
Eksistensialisme berasal dari kata Eks yang berarti keluar, dan sistensi yang
berarti berdiri atau menempatkan. Pemikiran aliran filsafat ini berpendapat
bahwa manusia dalam keberadaannya itu sadar bahwa dirinya ada dan segala
sesuatu keberadaannya ditentukan oleh akunya. Karena manusia selalu terlihat di
sekelilingnya, sekaligus sebagai miliknya. Upaya untuk menjadi miliknya itu
manusia harus berbuat menjadikan dan merencanakan, yang berdasar pada penglaman
yang kongkret.
Aliran
ini memandang berbagai gejala dengan berdasar pada eksistensinya. Artinya
bagaimana manusia berada (bereksistensi) dalam dunia. Tokoh aliran filsafat ini
antara lain Soren Kierkegaard (1813-1855).
J. Neo-thomisme
Pada
pertengahan abad ke -19, di tengah-tengah gereja katolik banyak penganut paham
Thomisme, yaitu aliran yang menikuti Thomas Aquinas. Pada mulanya kalangan
gereja ada semacam keharusan untuk mempelajari ajaran tersebut kemudian menjadi
satu paham Thomisme, yaitu pertama ajaran Thomisme sudah sempurna, tugas kita
adalah memberikan tafsir sesuai zaman, kedua walau ajaran Thomisme sudah
sempurna namun masih terdapat hal-hal yang pada suatu saat belum dibahas oleh
karenanya sekarang perlu diadakan penyesuaian sesuai dengan ilmu pengetahuan.
Ketiga paham yang menganggap bahwa ajaran Thomisme harus diikuti akan tetapi
tidak boleh beranggapan bahwa ajarannya betul-betul sepurna.
K. Analitis
Aliran
filsafat ini bukan hanya masuk dalam kelompok filsafat modern, namun lebih
kepada filsafat dewasa ini. Filsafat ini membahas analisis bahasa dan
konsep-konsep. Filsafat ini berkembang di Inggris dan Amerika sejak tahun 1950.
tokoh aliran ini adalah Ludwig Josef Johan Wittgenstein (1889-1951).
Sumbangannya yang besar adalah pentingnya bahasa. Ia mencita-citakan suatu
bahasa yang ideal, yang lengkap, formal dan dapat memberikan kemungkinan bagi
penyelesaian masalah-masalah kefilsafatan.
L. Struktural
Tokohnya
J. Lacan lahir pada tahun 1901, menurutnya bahasa terdiri dari sejumlah termin
yang ditentukan oleh posisi-posisinya satu terhadap yang lain. Termin tersebut
digabungkan dengan aturan gramatika dan sintaksis. Bahasa membuka suatu
lapangan posisi-posisi yang disintesiskan dengan aturan-aturan.menurut
pendapatnya, kita baru menjadi pribadi apabila kita mengabdikan diri pada
permainan bahasa. Kalau orang tidak lagi mengabdikan diri pada aturan tersebut
ia tidak lagi bersifat pribadi (misalnya orang gila yang berbicara dengan
Neo-Logisme).
A. Kesimpulan
Filsafat
modern semakin berkembang dan merupakan hal yang penting dalam dunia filsafat,
terlebih pada masa ini muncul lebih banyak lagi aliran filsafat dengan berbagai
karakteristik dan kajian serta sumber pengetahuan sebagai alat untuk memperoleh
kebenaran. Beberapa aliran filsafat muncul dengan berbagai pandangan dan
pemikiran dalam menentukan suatu kebenaran. Banyaknya aliran filsafat tersebut
merupakan bukti bahwa belum ada sebuah konsep yang dapat diterima oleh segenap
filosof. Ada filsafat yang berdasar pada ide, pada akal, pengalaman dan lain
sebagainya bahkan ada yang bersifat penyempurna yang menggabungkan beberapa
aliran filsafat. Para filosof mendefinisikan dan menjadikan sesuatu sebagai
dasar berfilsafat karena disinilah letak keberagaman dan bervariasinya aliran
filsafat yang dilahirkan. Memang tidak ada kebenaran yang bersifat mutlak
kecuali yang bersumber dari Wahyu Ilahi.
Aliran filsafat modern yang
dimaksud antara lain, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme, Materialisme,
Neo-kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomenologi, Eksistensialisme,
Neo-thomisme, Analitis, dan Struktural.
B. Saran dan kata Penutup
Dalam
rangka peningkatan penulisan sebuah karya ilmiah, seperti halnya pada makalah
ini, penulis menyarankan agar pihak pengelola perpustakaan STAI SMQ Bangko
lebih menambah koleksi buku-buku yang relevan dengan semua mata kuliah terutama
pada Mata Kuliah Filsafat dan semua relevansinya serta memberikan kemudahan
pelayanan p`da mahasiswanya.
Demikian
karya ilmiah ini telah kami selesaikan sesuai dengan metode karya ilmiah dan
semoga menambah khazanah wawasan pembaca sekalian.
Amin ya robb...
DAFTAR PUSTAKA
Asmoro Ahmadi, Drs, Filsafat
Umum, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada: 2007)
Toto Suharto, Filsafat
Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Ar-Ruzz, 2006)
Zubaedi,Dr, M.Pd, M.Ag, dkk
Filsafat Barat, (Yogyakarta, AR-RUZ Media: 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar