Jumat, 03 Desember 2010

Biografi Max weber

Oleh: moh. rafiuddin
MAX WEBER
Max Weber lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864, berasal dari keluarga kelas menengah. Perbedaan paling penting antara kedua orang tuanya berpengaruh besar terhadap orientasi intelektual danperkembangan psikologi Weber. Ayahnya seorang birokrat yang kedudukan politiknya relatif penting, dan menjadi bagian dari kekuasaan politik yang mapan dan sebagai akibatnyamenjauhkan diri dari setiap aktivitas dan idealisme yang memerlukan pengorbanan pribadi atau yang dapat menimbulkan ancaman terhadap kedudukannya dalam sistem. Lagipula sang ayah adalah seorang yang menyukai kesenangan duniawi dan dalam hal ini, juga dalam berbagai hal lainnya, ia bertolak belakang dengan istrinya. Ibu Max Weber adalah seorang Calvinis yang taat, wanita yang berupaya menjalani kehidupan prihatin (ascetic) tanpa kesenangan seperti yang sangat menjadi dambaan suaminya. Perhatiannya kebanyakan tertuju pada aspek kehidupan akhirat. Ia terganggu oleh ketidaksempurnaan yang dianggapnya menjadi pertanda bahwa ia tak ditakdirkan akan mendapat keselamatan di akhirat. Perbedaan mendalam antara kedua pasangan ini menyebabkan ketegangan perkawinan mereka dan ketegangan ini berdampak besar terhadap Weber.

Karena tak mungkin menyamakan diri terhadap pembawaan orang tuanya yang bertolak belakang itu, Weber kecil lalu berhadapan dengan suatu pilihan jelas. Mula-mula ia memilih orientasi hidup ayahnya, tetapi kemudian tertarik makin mendekati orientasi hidup Ibunya. Apa pun pilihannya, keteganan yang dihasilkan oleh kebutuhan memilih antara pola yang berlawanan itu berpengaruh negatif terhadap kejidwaan Weber. Ketika berumur 18 tahun Weber minggat dari rumah untuk belajar di Universitas Heildelberg. Weber telah menunujukkan kematangan intelektual tetapi ketika masuk universitas ia masih tergolong terbelakang dan pemalu dalam bergaul. Sifat ini cepat berubah ketika ian bergabung dengan kelompok mahasiswa saingan kelompok mahasiswa ayahnya dulu. Setelah kuliah tiga semster, Weber meninggalkan Heidelberg untuk dinas militer dan tahun1884 ia kembali ke berlin, ke rumah orang tuanya, dan belajar di universitas Berlin. Ia tetap disana hampir 8 tahun untuki menyelesaikan studi hingga mendapat gelar Ph.D., menjadi pengacara dan mulai mengajar di Universitas Berlin. Tak lama kemudian Weber mulai menunjukkan gejala yang berpuncak pada gangguan syaraf. Sering tak bisa tidur atau bekerja dan enam bulan atau tujuh tahun berikutnya dilaluinya dalam keadaan mendekati kehancuran total. Tahun 1904 dan 1905 Weber menerbitkan salahn satu karya terbaiknya, The protestan Ethic and The Spirit of Capitalism. Dalam karya ini Weber mengumumkna besarnya pengaruh agama ibunya di tingkat akademis. Weber banyak menghabiskan waktu untuk belajar agama meski secara pribadi ia tak religius. Weber pun aktif dala aktivitas politik dan menulis tentang masalah politik di masa itu. Ada ketegangan dalam kehidupan Weber dan yang lebih penting, dalam karyanya antara oemikiran birokratis seperti yang dicerminkan oelh ayahnya dan rasa keagamaan ibunya, ketegangan yang tak terselesaikan ini meresapi karya Weber maupun kehidupan pribadinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar